Senin, 24 Oktober 2011

The Prisoner’s Game

The Prisoner’s Game theory said that if one person doesn't obey the rule, then he will gain from the situation and the rest of population will lose. But if everybody broke the law then nobody will win. Zero sum game happen, and sometimes chaos.

I think, this is an example of The Prisoner’s Game theory.I was going to have a tour with the rest of the group. We were planning to start at 9 o' clock in the morning, and visited several places.

But some people came late, so the other had to wait. The next thing that happened was because of the lateness, we had to cancel one location, because there wasn't enough time.

If everybody came on time, then we would have enough time all the scheduled places. One people is lucky because he can still join the tour even he is late, but the whole team miss a place because of the lateness. A perfect example of prisoner's game!

Nasib Rakyat Jelata Ikut Rombongan Pejabat

Perjalanan kali ini adalah perjalanan dengan rombongan. Yang saya tidak ketahui sebelumnya, sebagian besar peserta adalah orang orang yang penting atau merasa diri penting. Seperti anggota DPR, anggota partai, dll. Saat itu saya merasa yang rakyat jelata cuma saya seorang. Karena mungkin merasa orang penting, walhasil ada beberapa orang yang merasa kehadirannya layak ditunggu. Sehingga merasa it is ok for being late. Walhasil, oknum itu sering telat dan tidak merasa bersalah karena bikin orang lain nunggu. Salah satu oknum yang telatnya parah adalah seorang anggota lembaga negara. Ga usah sebut nama yaa. . . Tobaaaaaattttt deh ngadepin si bapak ini, telat sampe setengah jam sementara orang lain sudah duduk di bis, dan waktu muncul, si bapak yang terhormat ini muncul dengan kalem, tanpa terlihat terburu-buru, santai, tidak minta maaf apalagi merasa bersalah karena bikin peserta lain nunggu. Duhhhhhh.. . kalo inget gaji dia berasal dari pajak yang dipotong dari gaji gw, rasanya ga pengen bayar pajak lagi. . Pantes aja negara kita ga maju maju kalo kelakuan pejabatnya kayak gini.. ga usah bicara soal perubahan kalo disiplin waktu aja ga bisa…

Travelling to UK – Berangkat !

Finally, tanggal keberangkatan datang juga. Jam 10 malam, saya tiba di Bandara Soekarno Hatta terminal 2D. Setelah check in, bayar airport tax, antri di ruang tunggu, akhirnya pukul 00.40 pesawat Emirates yang membawa saya pun berangkat. Reputasi Emirates yang bagus dan makanannya yang katanya enak-enak itu membuat saya sudah antusias sejak diberitahu bahwa akan berangkat dengan maskapai ini. Di pesawat ini, setiap kursi dilengkapi dengan layar masing-masing. Bisa nonton film, denger musik, atau bahkan nonton berita. Pilihan lagu, film dan berita yg tersedia cukup banyak. Bagi yang lebih suka denger IPod, ada colokan juga buat menyambungkan IPOD ke layar di depan kursi kita. Bahkan kita bisa juga membaca data di usb atau melihat foto di kamera kita sendiri karena di layar tersebut tersedia port USB. Dari semua fasilitas entertainment itu, yang paling menyenangkan buat saya adalah tayangan kamera yg dipasang di bagian depan pesawat, bagian tengah dan buntut pesawat. Pemandangannya keren waktu pesawat lagi tinggal landas.

Penerbangan pertama adalah Jakarta Dubai, sekitar 9 jam. Makanan diberikan 2 kali, yang pertama cemilan yaitu roti, dan sejenis coklat cake yg keliatan enak. Saya tidak mencicipi cake itu karena kenyang. Setelah makanan diambil kembali, penumpang bersiap tidur. Yang asik, waktu lampu dimatikan, di langit-langit pesawat ada gambar bintang-bintang. Bagus buat yang belum bisa tidur 

Kira-kira dua jam sebelum mendarat, penumpang dibangunkan untuk sarapan. Menunya roti, croissant pisang dan omelet atau chicken spagetty. Saya pilih omelet yang rasanya enak karena ditambah keju, jamur, dan didampingi rebusan bayam.

Setelah 9 jam perjalanan, kami transit di Dubai. Waaa . . meski sudah banyak baca tentang bandara ini, tapi pas sampai, saya masih terpesona juga. Ini bandara gede banget dengan deretan toko yang menggugah minat belanja. Untung waktu transit tak banyak karena kami harus langsung check in penerbangan ke London. Kalau ga… wah bisa-bisa saya udah mulai shopping disini.

Surprise buat saya karena Penerbangan ke London menggunakan pesawat A380 yg gede dan bertingkat . Experience banget deh !. Waktu baru masuk, langsung disodorkan menu yg bisa dipilih untuk sarapan. Saya pilih Traditional Arabic Morning Mezze yg terdiri dari croissant, roti, butter dan selai jeruk, keju fettah, tomat, selada, wortel, timun, 3 macam buah zaitun, cocolan yg disebut hummus dan mint labneh dan 2 macam biskuit. Enaaakkkk..

Kira-kira 2 jam sebelum tiba, penumpang dibangunkan lagi untuk makan siang. Kali ini saya pilih sesuatu kayak chicken curry with rice. Rasanya pun enak.. didampingi dengan coklat dan blackcurrent pudding. Fasilitas Entertainment yang ada membuat perjalanan selama 15 jam ini terasa cepat sekali. Bener-bener recommended banget deh nih Maskapai!

Travelling to UK - Persiapan

Finally. . . Setelah melewatkan tahap menimbang, memikir, menimbang ulang dan memikir ulang, akhirnya saya putuskan untuk ikut program shortcourse yang ditawarkan kampus ke UK. Meski tujuan utamanya adalah shortcourse di Leicester, tapi pastinya jalan2 juga jadi tujuan yang ga kalah penting.


Keriuhan mempersiapkan perjalanan kali ini sudah dimulai sejak bulan Juli 2011 saat keputusan untuk ikut dibuat. Persiapan pertama tentu saja mengurus cuti. Setelah cuti disetujui hingga ke bigboss, barulah persiapan lainnya dibuat.

Persiapan pertama tentu saja untuk pembuatan visa. Beberapa hal yang butuh persiapan khusus adalah membuat surat sponsor dari kantor dan surat keterangan bank. Saya mengurus Surat Keterangan Bank di BNI dan BNI Syariah. Untunglah keduanya berjalan dengan lancar, surat bisa didapat dalam 1 hari kerja dan biayanya adalah Rp. 250.000,-. Dalam Surat Keterangan Bank ini sudah dicantumkan tujuannya ke UK Embassy.

Setelah semua dokumen dilengkapi, berikutnya tinggal datang ke Plaza ABDA di depan FX jl Sudirman untuk foto dan cap 10 jari. Sekitar seminggu kemudian saya dapat berita kalau visa sudah di aproved. Alhamdullillah….

Setelah visa keluar, persiapan berikutnya adalah belanjaaa! Hasil browsing di internet menyebutkan kalau perkiraan suhu adalah 8-14 derajat. Dengan patokan itu, saya lalu belanja ke mangga dua yg menjual baju baju buat cuaca dingin. Masukan dr salah satu teman adalah cukup bawa baju biasa aja tapi bawa long john biar hangat. So, selain beli long john, buat jaga jaga biar ga kedinginan, saya juga beli sarung tangan, topi, syal, kaos kaki, dan penutup telinga. Lebay ? Bodo ah kalopun ga kepake di UK kan bisa buat ke Bromo hehe..

Saya juga menghubungi provider ponsel yang saya gunakan untuk memastikan apakah BB bisa digunakan di luar negeri dan biayanya. Ternyata, mereka ga ada kerjasama untuk UK sehingga HP hanya bisa digunakan untuk telpon dan SMS. BBM dan Internet tidak bisa. So… seluruh khalayak ramai saya infokan bahwa selama periode saya di luar negeri, BBM saya off untuk sementara. Biaya untuk menelpon atau terima telpon sekitar Rp. 17.000 permenit, sedangkan SMS sekitar Rp. 3.500 per kirim/terima. Ough… mahal juga yakkkk.,….

Selain itu, saya juga mencatat nomor paspor, KTP, NPWP dan tanda pengenal lainnya dan menyiapkan copynya juga. Untuk jaga-jaga in case of emergency, saya juga mencatat semua nomor tabungan, kartu ATM dan kartu kredit yang saya bawa, berikut nomor call center masing-masing bank agar gampang jika terjadi masalah yang membuat saya harus menghubungi bank tersebut. Catatan ini juga saya simpan di email, supaya bisa dibuka di berbagai tempat asal ada jaringan internet.

Dan persiapan terakhir yang ga kalah penting, tentu saja, uang! Biar ga ribet, saya menyiapkan Poundsterling dari Jakarta. Selain itu saya juga menyiapkan USD dan Rupiah buat cadangan. Sebagai antisipasi agar kartu kredit saya ga diblokir karena transaksi di luar Indonesia yang tak biasa, maka sebelum berangkat saya sudah menghubungi call center semua kartu kredit yang saya miliki untuk menginformasikan rencana perjalanan saya.

Semua persiapan done, now… tinggal tunggu saat berangkat !